Kabupaten Malang, tagarjatim.id – Pemerintah Kabupaten Malang terus memperluas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/10/2025).

SPPG ini menjadi bagian dari 88 dapur MBG yang telah berdiri di Kabupaten Malang, di mana 61 di antaranya sudah mulai beroperasi. Dapur tersebut siap menyalurkan hingga 3.700 porsi makanan bergizi setiap harinya.

Bupati Malang Sanusi menegaskan, keberadaan SPPG merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah, ibu hamil, menyusui, balita, hingga lansia. Ia juga mendorong agar seluruh dapur MBG segera melengkapi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai jaminan mutu makanan.

“Ini kita dorong semua SPPG yang ada di Kabupaten Malang untuk segera memenuhi SLHS-nya, agar nanti terjamin mutu makanan yang diberikan kepada anak-anak. Sehingga tidak terjadi lagi makanan yang diduga mengandung racun,”ujar Sanusi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi, menyebut seluruh kecamatan di Kabupaten Malang kini sudah memiliki dapur MBG. Namun, percepatan pembangunan di wilayah selatan masih menjadi tantangan tersendiri.

“Nantinya akan kami upayakan masalah pemasok, karena sampai dengan saat ini teman-teman yang ada di SPPG ini belanjanya masih konvensional. Kita harapkan nantinya bisa berkolaborasi dengan pihak dewan untuk menginisiasi pembentukan BUMD pangan. Mudah-mudahan tahun 2026 sudah bisa terbentuk,”kata Mahila.

Pemerintah Kabupaten Malang juga telah membentuk Tim Percepatan Pendirian SPPG guna mempercepat pemerataan layanan di seluruh wilayah. Ke depan, pembentukan BUMD Pangan diharapkan dapat membantu menjamin pasokan bahan makanan di setiap dapur MBG agar tidak terkendala logistik.

Selain meningkatkan ketahanan pangan, program MBG juga terbukti memberikan dampak ekonomi yang luas di masyarakat. Djoni Sudjatmoko, Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Kota Malang yang turut mengelola dapur MBG, menyebut program ini tidak hanya menyehatkan masyarakat, tetapi juga menggerakkan ekonomi desa.

“Kami melihat manfaatnya luar biasa. Bukan hanya memberikan makan bergizi kepada anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi. Dulu panen buah naga sampai dibuang, sekarang sudah terserap. Jeruk di kebun saya yang tadinya Rp3.000–Rp4.000 per kilogram, sekarang sudah Rp14.000. Petani pisang di Donomulyo juga naik dari Rp40.000 menjadi Rp160.000 per tandan,”ujarnya.

Menurut Djoni, perputaran ekonomi dari dapur MBG kini menyebar ke desa-desa, tidak lagi terpusat di kota. Ia menambahkan, tenaga kerja di dapur MBG sebagian besar berasal dari warga lokal.

“Yang dari kita hanya tiga orang profesional, selebihnya 44 orang relawan dari warga setempat. Jadi masyarakat juga ikut merasakan manfaat langsung dari program ini,” tutur Djoni.

Dari catatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, hingga saat ini sudah 201.272 penerima manfaat yang merasakan langsung program Makan Bergizi Gratis, mulai dari anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, hingga lansia. Pemerintah menargetkan seluruh SPPG di Kabupaten Malang dapat beroperasi penuh pada akhir tahun ini.(*)

iklan ucapan HUT kota batu ke 24 dari Jatim Park Grup