Kota Malang, tagarjatim.id – Upaya reintegrasi sosial bagi mantan narapidana terorisme (eks-Napiter) terus dilakukan lintas lembaga. Tim Doktor Mengabdi (DM) Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) memberikan pelatihan keterampilan barista kepada eks-Napiter dan klien pemasyarakatan di Kota Malang, Jumat (10/10/2025).
Pelatihan ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru sekaligus mengikis stigma sosial pasca kebebasan.
Kegiatan yang digelar di Tumbazz Kopi, Jalan Wilis, Kelurahan Gading Kasri, Kota Malang ini bertujuan memberikan keterampilan praktis dan membuka peluang wirausaha bagi para peserta. Pelatihan barista dinilai memiliki prospek tinggi seiring pesatnya pertumbuhan bisnis coffee shop di Indonesia.
Ketua Tim Pengabdian, Milda Istiqomah, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari misi kampus untuk menghadirkan peran nyata di tengah masyarakat. Ia menilai, bekal keterampilan menjadi kunci agar para klien pemasyarakatan dapat mandiri dan diterima kembali di lingkungan sosial.
“Seluruh pihak harus bekerja sama. Pengabdian ini adalah wujud hadirnya kampus di tengah masyarakat untuk menanamkan keterampilan yang bermanfaat bagi proses reintegrasi sosial,” ujar Milda, Minggu (12/10/2025).
Senada dengan itu, Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas I Malang, Enny Umronah, menyebut program ini sebagai bentuk nyata pemanfaatan ilmu kehidupan di masyarakat. Ia mengibaratkan proses reintegrasi sosial di Bapas sebagai universitas kehidupan yang mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab.
“Kami berharap program seperti ini bisa berkelanjutan dan membawa manfaat bagi semua pihak,” ungkap Enny.
Materi pelatihan barista disampaikan langsung oleh Owner Tumbazz Kopi, Kenny Handriyanto, yang memperagakan cara menyeduh kopi secara profesional serta mengenalkan berbagai jenis kopi dan peralatan yang digunakan. Para peserta tampak antusias dan aktif bertanya, termasuk soal cara memulai bisnis kopi dari nol.
Kegiatan ini diikuti oleh klien pemasyarakatan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Kota Malang, yang terdiri dari eks-Napiter dan eks-narapidana umum. Selain UB dan Bapas, kegiatan ini juga melibatkan Tim Densus 88 dan Tumbazz Kopi sebagai mitra pengabdian.
Program Doktor Mengabdi ini menjadi contoh sinergi antara perguruan tinggi, lembaga pemasyarakatan, dan dunia usaha untuk mendukung transformasi sosial eks-Napiter menuju kemandirian ekonomi. Lewat keahlian barista, para peserta diharapkan tidak hanya mampu berwirausaha, tetapi juga membangun kembali kepercayaan diri untuk berkontribusi positif di masyarakat.(*)





















