Kota Batu, tagarJatim.id – Pemerintah Kota Batu menegaskan langkah agresif dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang hingga kini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, meminta seluruh elemen daerah bergerak terukur, terpadu, dan berbasis strategi lapangan agar penanganan TBC tidak hanya berhenti pada kampanye atau seremonial.
Heli menekankan bahwa Kota Batu memang belum memiliki dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) TBC, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan untuk menunda tindakan. Ia menegaskan bahwa jika situasi TBC telah masuk kategori darurat, maka perlu dibangun dasar kebijakan kuat hingga tingkat daerah agar setiap langkah penanganan dapat berjalan sah, terukur, dan efektif.
“Meskipun Kota Batu belum memiliki RAD TBC, bukan berarti kita menunggu dulu baru bergerak. Kalau kondisi TBC ini sudah masuk kategori darurat, maka harus ada rujukan hukum hingga tingkat daerah. Tim di lapangan harus dibekali pengetahuan medis agar terarah dan terukur,” tegasnya, Rabu (5/11/2025).
Heli juga menyoroti keterlibatan lintas sektor sebagai kunci percepatan. Pemerintah desa, Posyandu Lansia, relawan PSM, hingga Tagana harus menjadi bagian dari barisan terdepan edukasi dan skrining masyarakat. Mereka dipandang sebagai mata rantai awal yang menentukan cepat atau lambatnya deteksi kasus. “Tanpa gerakan bersama, eliminasi hanya akan jadi slogan,” ujarnya.
Sementara itu, capaian penanganan TBC di Kota Batu hingga Oktober 2025 menunjukkan angka penemuan kasus sebesar 48,77 persen, dengan inisiasi pengobatan mencapai 86,40 persen. Target eliminasi nasional pada tahun 2030 menetapkan penurunan insidensi hingga 80 persen dan penurunan angka kematian hingga 90 persen. Artinya, Kota Batu harus mempercepat konsolidasi kebijakan dan pelaksanaan teknis di lapangan.
Oleh sebab itu, kata wawali, penyusunan RAD TBC dan pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC tingkat daerah menjadi urgen dan strategis, agar langkah penanganan dapat berjalan sistematis mulai dari tingkat kota hingga desa dan dusun.
Heli menegaskan bahwa TBC bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakat. “Kalau kita ingin Kota Batu sehat, produktif, dan sejahtera, maka eliminasi TBC bukan pilihan, tapi keharusan. Ini tanggung jawab bersama,” tutupnya.(*)





















