Jember, tagarjatim.id – Proses pembangunan di Indonesia yang dinilai timpang dan gagap dalam menghadapi arus globalisasi, menjadi perhatian khusus oleh Zainuri. Hal itu mengemuka dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar Ekonomi Kelembagaan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ.

Dalam pidato pengukuhan berjudul “Peran Strategis Ekonomi Kelembagaan Syariah dalam Mengembangkan Industri Kreatif dan Mendorong Pembangunan Ekonomi yang Inklusif”, Prof. Zainuri menegaskan perlunya pembaruan dalam cara pandang terhadap pembangunan ekonomi. Ia menyatakan bahwa kekuatan ekonomi bangsa tidak ditentukan semata oleh melimpahnya sumber daya alam, melainkan oleh kokohnya kelembagaan ekonomi yang berbasis nilai-nilai religius dan sosial.

“Tantangan terbesar dalam pembangunan ekonomi bukan pada ketersediaan sumber daya, melainkan pada kekuatan kelembagaan ekonomi yang menjiwai nilai-nilai religi,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada tagarjatim.id pada Jumat (31/10/2025).

Prof. Zainuri menilai, teori ekonomi klasik dan neoklasik yang selama ini mendominasi wacana ekonomi global masih menyisakan kelemahan mendasar. Pendekatan yang terlalu matematis, menurutnya, justru mengabaikan dimensi kemanusiaan dan moralitas dalam perilaku ekonomi.

“Berbagai teori ekonomi modern terlalu menyederhanakan perilaku manusia menjadi sekadar angka. Akibatnya, teori tersebut belum mampu menjawab persoalan kesejahteraan, kebahagiaan, dan keadilan,” jelasnya.

Melalui serangkaian penelitian, Prof. Zainuri mengembangkan konsep ekonomi kelembagaan syariah sebagai pendekatan alternatif yang lebih kontekstual dan berkeadilan. Model ini menempatkan adat, norma, serta nilai Islam sebagai bagian integral dari sistem ekonomi yang inklusif.

Hasil kajiannya terhadap UMKM kreatif di Jember menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi akan lebih efektif bila bertumpu pada kelembagaan lokal yang kuat dan berakar pada kearifan budaya serta nilai spiritual masyarakat.

“Ekonomi kelembagaan menjadi lentera baru bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan karena menggabungkan aspek adat, aturan formal, dan nilai Islam dalam satu kesatuan sistem,” tegasnya.

Sebagai akademisi, Prof. Zainuri juga menyoroti peran strategis perguruan tinggi dalam memperkuat riset dan inovasi ekonomi berbasis nilai. Ia menekankan pentingnya membangun jembatan antara teori dan praktik, agar ilmu ekonomi tidak berhenti pada konsep, tetapi memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Hingga kini, Prof. Zainuri telah menulis lebih dari 35 artikel ilmiah, menerbitkan tujuh buku, serta menjadi pembicara di berbagai forum nasional dan internasional. Dedikasinya di bidang akademik mendapat pengakuan melalui sejumlah penghargaan, antara lain The Most Inspiring Lecturer dari Dekan FEB UNEJ (2025) dan Satya Lancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia. (*)

iklan ucapan selamat Hari Pahlawan 10 November