Malang, tagarjatim.id – Langkah besar tengah ditempuh Perum Jasa Tirta I (PJT I) dalam mengubah wajah Bendungan Selorejo di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Tak hanya sekadar menjadi destinasi wisata alam, kawasan seluas 650 hektare ini kini tengah disulap menjadi pusat sport tourism bertaraf internasional, yang diharapkan mampu mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi lokal secara signifikan.

PJT I kini fokus mengembangkan konsep wisata air terpadu yang memadukan olahraga, rekreasi, dan keindahan alam. Direktur Operasional PJT I, Milfan Rantawi, menjelaskan bahwa berbagai fasilitas baru telah dan sedang dibangun untuk menunjang kegiatan olahraga air dan triathlon internasional.

“Wisata air akan kita tonjolkan. Ada stand up paddle, kayak, rafting, dan ke depan akan ada ski air. Selain itu nanti akan kita posisikan olahraga air yang lengkap contohnya triathlon,” sebut Milfan Rantawi kepada tagarjatim.id, Senin (20/10/2025).

Menurutnya, Bendungan Selorejo memiliki kondisi geografis yang sangat ideal untuk triathlon, karena tiga cabang olahraga itu yakni berenang, bersepeda, dan berlari, maupun semuanya bisa dilakukan di satu kawasan terpadu.

“Triathlon sangat cocok digelar di Selorejo. Olahraga ini punya track sendiri, dan semua komponennya bisa dilakukan di sini,” lanjut Milfan.

Ia mengungkapkan, uji coba event sepeda beberapa waktu lalu di Bendungan Selorejo berhasil digelar dengan baik. Pihaknya bahkan telah menyiapkan jalur khusus yang dirancang untuk memenuhi standar kompetisi nasional.

“Kemarin ada event sepeda berhasil di sini, kami carikan track yang baik. Kemudian kolam renang tahun depan kami selesaikan bangun skala internasional,” tambahnya.

Selain menyiapkan sarana olahraga, PJT I juga mengebut pembangunan kolam renang berstandar internasional yang ditargetkan selesai pada 2026. Tak hanya itu, sejumlah villa, cottage, dan hotel juga tengah direnovasi agar kawasan tersebut siap menjadi tuan rumah event sport tourism nasional dan internasional.

“Kami melakukan banyak perbaikan dalam rangka menyambut peserta tadi. Kami pantaskan dulu sebagai tuan rumah untuk ajang internasional,” harap Milfan.

Namun, Milfan menegaskan bahwa pengembangan besar ini tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi lintas sektor agar program sport tourism benar-benar berdampak luas.

“PJT I tidak bisa menggelar event besar tanpa dukungan banyak pihak. Kami masih mencari partner yang bisa diajak kerja sama untuk sama-sama membangun Bendungan Selorejo agar semakin dikenal wisatanya,” ujarnya.

“Semoga 2026 bisa jalan itu setahun dua kali (triathlon). Kami masih cari partner yang pas. Kami punya aset lahan bisa digunakan untuk lomba itu,” sambungnya.

Lebih dari sekadar mengembangkan wisata olahraga, PJT I juga ingin geliat sport tourism Selorejo memberi dampak nyata bagi masyarakat sekitar. Milfan menekankan bahwa warga harus ikut menikmati manfaat ekonomi dari ramainya event dan kunjungan wisatawan.

“Pengennya kita yang maju itu bukan hanya yang kami kelola, tapi ini kan satu wilayah yang banyak penduduknya. Bagaimana caranya UMKM-nya juga ikut hidup,” jelasnya.

“Targetnya bisa nampung 1.000 orang dan setiap acara seminggu itu pasti UMKM bisa eksis,” pungkasnya.

Dengan konsep sport tourism berkelanjutan, dukungan lintas instansi, serta semangat kolaborasi masyarakat, Bendungan Selorejo diyakini akan menjadi ikon baru wisata olahraga Jawa Timur. Dari Ngantang, geliat ekonomi dan pariwisata kini bersiap menuju panggung internasional. (*)

iklan ucapan selamat Hari Pahlawan 10 November