Kabupaten Malang, tagarjatim.id – Kematian adalah takdir, meraih mimpi adalah tujuan. Mungkin untaian kalimat itu sedikit bisa menggambarkan sosok Erawati, pahlawan devisa asal Dampit, Kabupaten Malang yang turut menjadi korban meninggal dunia dalam kebakaran di apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hongkong, Rabu (26/11/2025) lalu.

Di rumah duka yang berada Jalan Demak, Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, belum banyak yang dipersiapkan pihak keluarga menyambut kedatangan jenazah Erawati.

Hanya satu tenda terpasang di depan rumah sederhana milik Erawati. Tak banyak tamu, hanya terlihat beberapa anggota keluarga yang berusaha tabah menunggu kabar kepulangan jenazah Erawati.

Pihak keluarga mendapat konfirmasi dari perwakilan KJRI Hongkong terkait kepulangan jenazah Erawati yang membutuhkan waktu sekitar seminggu hingga dua minggu kedepan untuk bisa dipulangkan ke rumah duka dengan alasan sejumlah pengurusan.

Tak mampu berbuat banyak dan hanya menunggu, namun pihak keluarga bermohon jenazah Erawati segera bisa dipulangkan dengan secepatnya untuk dimakamkan.

“Pihak KJRI Hongkong menghubungi keluarga, jika jenazah Erawati sudah diidentifikasi. Jenazah bisa dipulangkan sekitar seminggu hingga dua minggu kedepan dengan seluruh biaya ditanggung KJRI. Tapi keluarga bermohon jenazah istri saya segera cepat dipulangkan agar segera dimakamkan,”ujar Suyitno suami Erawati saat di wawancara wartawan tagarjatim.id di rumah duka, Minggu (30/11/2025).

Bagi keluarga, Almarhumah Erawati adalah sosok pendiam tapi memliki tekad besar membantu suami meningkatkan ekonomi keluarga.

Erawati pertama kali berangkat ke Hongkong sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tahun 2011. Di tahun 2017, Ia kembali ke tanah air dan menikah dengan Suyitno di tahun 2018.

Usai menikah, Erawati kembali menjadi PMI di Hongkong hingga 2021 dan kembali ke pulang di tahun 2023. Namun tak lama kemudian, di tahun yang sama, Erawati kembali ke Hongkong sebagai PMI dengan kontrak dua tahun yang berakhir di maret tahun 2026.

Namun belum sempat kontrak habis, kebakaran di apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hongkong, Rabu (26/11/2025) lalu, mengakhiri segalanya.

Bukan tanpa hasil, jerih payah ibu satu anak ini selain mampu membantu ekonomi keluarga juga secara bertahap bisa membangun sebuah rumah baru meski kini belum rampung.

“Saya dan hasil kiriman uang istri saya dari Hongkong dikumpulkan untuk membangun rumah. Sudah dibangun tapi belum rampung. Rencana sekalian untuk toko buat jualan untuk menambah penghasilan. Tiap hari istri saya juga menelepon untuk menanyakan kabar keluarga dan pembangunan rumah,” tambah Suyitno.

Kecintaan terhadap keluarga bahkan ditunjukkan Erawati sebelum api merenggut nyawanya. Erawati sempat video call kepada pihak keluarga saat kondisi kritis api mengepung apartemen.

Dengan menggendong seorang balita anak majikannya, Ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh keluarga melalui video call itu. Panggilan video berlangsung sekitar 30 menit sebelum akhirnya sambungan terputus dan Erawati dikonfirmasi meninggal dunia dalam kebakaran itu.

“Waktu kejadian kebakaran itu, Istri saya sempat video call untuk meminta maaf kepada seluruh keluarga. Saya melihat dia menggendong anak balita yang katanya anak majikannya. Ia dan majikannya tinggal di lantai 8 apartemen dan sudah itu terkepung asap. Sekitar 30 menit sambungan video call kemudian terputus,” tutup Suyitno.

Selain suami, Erawati juga meninggalkan seorang putra yang kini masih berusia 6 tahun. Mimpi Erawati terkubur bersama jasadnya, namun perjuangan Erawati potret ketangguhan sosok wanita tak kenal lelah berjuang demi keluarga sebagai pahlawan devisa. (*)