Kota Kediri, tagarjatim.id – Pemerintah Kota Kediri mulai mengantisipasi potensi bencana banjir menyusul perkiraan cuaca ekstrem pada musim hujan tahun ini. Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati memimpin Apel Gelar Peralatan dan Simulasi Bencana Banjir di Taman Brantas, Kamis (27/11/2025), untuk memastikan kesiapan personel dan perlengkapan penanganan bencana.
“Hari ini kita hadir bukan sekadar formalitas apel, tetapi membangun komitmen bersama bahwa keselamatan warga masyarakat merupakan prioritas yang tidak dapat ditawar,” ujar Vinanda.
Menurutnya, kerja kolaboratif antar-stakeholder menjadi kunci penanggulangan bencana.
“Kita satu barisan, kita satu komando, kita satu tujuan, menjadikan Kota Kediri sebagai kota yang aman, nyaman, dan tangguh bencana,” imbuhnya.
Merujuk informasi BMKG, curah hujan diperkirakan mencapai 1.000–1.500 mm. Sementara surat edaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur menempatkan Kota Kediri sebagai wilayah padat penduduk di sekitar aliran sungai dengan kerawanan banjir yang harus diwaspadai.
“Bencana memang tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya bisa dikurangi dengan kesiapsiagaan,” kata Vinanda. Ia menekankan apel ini sebagai sarana mengecek kekuatan personel, koordinasi, dan kesiapan peralatan yang dapat digerakkan kapan saja.
Pada kegiatan tersebut, Pemkot Kediri juga menerima dukungan peralatan dari BPBD Provinsi Jawa Timur. Bantuan itu mencakup 5 unit pompa air, 36 sepatu boots, 200 paket perlengkapan makan, 200 paket pakaian anak, 2.000 karung plastik, 1 perahu karet, serta 200 bibit pohon berbagai jenis. Bantuan langsung diserahkan kepada Kalaksa BPBD Kota Kediri, Joko Arianto.
Vinanda menyampaikan apresiasinya. Menurut dia, penanganan darurat harus berjalan beriringan dengan mitigasi jangka panjang. “Bantuan tersebut akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan empat instruksi menghadapi puncak musim hujan. Antar lain siaga dini dan respons cepat oleh semua petugas dan relawan. Kemudian koordinasi lintas sektor tidak boleh terputus. Selanjutnya Mbak Wali juga menginstruksikan edukasi dan pencegahan di tingkat masyarakat, termasuk menjaga kebersihan drainase dan patroli sungai. Terakhir penguatan lingkungan melalui penambahan tutupan hijau.
“Alat yang canggih tidak ada artinya tanpa manusia yang sigap. Koordinasi yang lengkap tidak berarti tanpa kepekaan. Dan keselamatan warga adalah tanggung jawab yang harus kita usung bersama,” tegasnya.
Usai apel, simulasi penanganan banjir dilaksanakan sebagai pengecekan kesiapsiagaan petugas di lapangan.
Sejumlah pejabat turut hadir, di antaranya Wakil Wali Kota Qowimuddin, Kepala Kejaksaan Negeri Kediri Raden Roro Theresia, serta unsur Forkopimda, OPD, dan relawan kebencanaan. (*)



















