Sidoarjo, tagarjatim.id – Hampir satu pekan, genangan banjir masih bertahan di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 49 RT di tujuh desa masih terendam dengan ketinggian air mulai 5 hingga 40 sentimeter. Warga mengeluhkan kondisi ini karena merasa menjadi langganan banjir setiap memasuki akhir tahun, Selasa (25/11/2025).
Irul, warga Desa Banjarasri, mengatakan bahwa wilayah Banjarasri dan Kedungbanteng memiliki kontur tanah cekung sehingga mudah tergenang ketika hujan deras turun. Ia menilai penanganan banjir harus dilakukan lebih maksimal, mulai dari peningkatan kapasitas pompa hingga perbaikan aliran sungai.
“Pompa memang perlu ditambah, apalagi pompa di Desa Banjarsari sering kewalahan. Kadang blowernya saja sampai meminjam milik warga,” ujar Irul, Selasa (25/11/2025).
Ia juga meminta pelebaran sungai di Banjarasri serta percepatan normalisasi Sungai Kedungbanteng karena kondisi saat ini dianggap tidak lagi mampu menampung aliran air. Menurutnya, solusi jangka panjang sangat dibutuhkan agar warga tidak terus-menerus terdampak setiap musim hujan datang.
“Penanganannya harus lebih serius. Sungai itu sejak dulu tidak pernah dinormalisasi. Masa kami harus begini terus tiap tahun,” tambahnya.
Di sisi lain, Camat Tanggulangin Sabino Mariano membenarkan bahwa tujuh desa di wilayahnya masih terendam, yakni Penatarsewu, Banjarpanji, Banjarasri, Kedungbanteng, Kalidawir, Gempolsari, dan Sentul.
“Per hari ini tercatat 49 RT di tujuh desa yang tergenang dengan ketinggian air antara 5 sampai 40 sentimeter,” jelas Sabino.
Ia menyebutkan, kondisi banjir seperti ini hampir selalu terjadi pada akhir November hingga Desember. Seluruh rumah pompa telah diminta beroperasi penuh untuk mempercepat penanganan genangan.
“Enam titik pompa sudah kami jalankan untuk menyedot air di tujuh desa, lalu dialirkan ke sungai-sungai terdekat,” katanya.
Sabino menuturkan bahwa pihak kecamatan juga telah mengajukan permintaan tambahan pompa portable kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo guna mempercepat proses penyedotan air yang tak kunjung surut.
“Permintaan pompa portable sudah kami sampaikan ke Pemkab. Mudah-mudahan segera dipenuhi,” ujarnya.
Ia menambahkan, langkah penanganan masih terus dilakukan. Jika intensitas hujan meningkat, pihak kecamatan akan mengusulkan langkah lanjutan kepada pemkab, termasuk kemungkinan menetapkan status siaga atau bahkan darurat.
“Posko banjir juga bisa kami aktifkan seperti tahun sebelumnya, menyesuaikan skala kejadiannya,” tutupnya.(*)



















