Jember, tagarjatim.id – Ratusan santri bersama para pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Jember menggelar aksi damai menuntut boikot terhadap stasiun televisi Trans7, Kamis (16/10/2025). Aksi ini dipicu tayangan program Xpose Uncensored yang ditayangkan pada 13 Oktober lalu, yang dinilai melecehkan martabat kiai, santri, dan lembaga pesantren.
Sejak pukul 09.00 WIB, massa mulai berkumpul di Kantor GP Ansor Jember, Jalan Danau Toba. Setelah melakukan konsolidasi, peserta aksi berkonvoi menuju Transmart Jember di Jalan Hayam Wuruk, dengan pengawalan aparat kepolisian. Di lokasi tersebut, mereka menyampaikan orasi dan tuntutan agar Trans7 segera bertanggung jawab atas tayangan yang dianggap menghina kalangan pesantren.
Meski Transmart berbeda unit bisnis dengan Trans7, namun pusat perbelanjaan itu dipilih karena masih merupakan satu group usaha dengan stasiun televisi tersebut. Yakni sama-sama bagian dari CT Group milik pengusaha Chairul Tanjung.
Usai berorasi di depan Transmart, massa bergerak ke Pendapa Wahyawibawagraha untuk menemui Bupati Jember, Muhammad Fawait, yang akrab disapa Gus Bupati. Di pendapa, para kiai dan pengasuh pesantren menggelar musyawarah serta menyampaikan aspirasi secara langsung.
Perwakilan ulama dan umara Jember, KH Mushoddiq Fikri Farouq, menyatakan keprihatinannya atas tayangan yang dinilai merendahkan martabat pesantren.
“Kami sangat prihatin dengan narasi dan visual dalam program itu yang mendiskreditkan kiai dan pesantren. Ini bentuk pelecehan yang sangat menyedihkan. Kami mengecam keras dan menuntut pihak Trans7 tidak hanya meminta maaf, tetapi juga menunjukkan langkah konkret. Pemerintah pun harus bersikap tegas, bahkan bila perlu mencabut izin siarnya,” ujar pengasuh Ponpes Riyadhus Sholihin Jember yang akrab disapa Gus Fikri itu di depan massa aksi.
Senada, Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin atau Gus Aab juga menilai tayangan tersebut berpotensi menjauhkan umat dari pesantren.
“Apa yang dilakukan sahabat-sahabat GP Ansor hari ini adalah bentuk kepedulian terhadap marwah pesantren dan para kiai. Tayangan seperti itu bisa menimbulkan stigma negatif terhadap lembaga keagamaan,” katanya.
Ia menegaskan, para pengasuh pesantren se-Kabupaten Jember akan mengeluarkan pernyataan sikap bersama, termasuk menuntut penghentian program dan pencabutan izin siar Trans7.
Menanggapi aspirasi para santri dan pengasuh pesantren, Bupati Jember Muhammad Fawait menyampaikan dukungan dan keprihatinan atas tayangan yang dinilai mendiskreditkan pesantren tersebut.
“Sebagai santri, saya tentu tidak bisa menerima jika kiai dan pesantren dilecehkan. Saya bangga pada kepedulian panjenengan semua. Aspirasi ini akan kami sampaikan ke pemerintah provinsi dan pusat. Mari kita buktikan, Hari Santri tahun ini bahwa Jember adalah pusat santri nasional,” ucap Gus Bupati di hadapan peserta aksi.
Trans7 Dilaporkan ke KPI dan Polda
Dari informasi yang diperoleh, Trans7 telah resmi dilaporkan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) oleh LBH PP GP Ansor Pusat atas dugaan pelanggaran etika dan norma penyiaran.
Selain itu, GP Ansor Jawa Timur juga melaporkan kasus ini ke Polda Jatim dengan nomor laporan LP/B/1468/X/2025, atas dugaan pelecehan terhadap kiai dan pesantren.
“Laporan juga sudah masuk ke Polda Metro Jaya oleh alumni pesantren di Jakarta. Aksi ini dilakukan serentak di berbagai daerah sebagai bentuk solidaritas terhadap dunia pesantren,” ujar salah satu pengurus GP Ansor Jember yang enggan disebut namanya. (*)



















