Kabupaten Malang – Unggahan tentang hujan abu yang melanda sejumlah wilayah di Kota Malang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Senin pagi (2/11/2024) viral di media sosial. Unggahan tersebut dibagikan oleh akun Salam Min Bait di grup Facebook Komunitas Peduli Malang – ASLI Malang.

“Malang hujan abu,” tulis akun Salam Min Bait dalam unggahannya.

Sejumlah warganet langsung mengomentari unggahan itu, membenarkan adanya fenomena hujan abu yang terjadi di wilayah Bumiayu dan Sukun di Kota Malang, serta di Poncokusumo di Kabupaten Malang.

Hujan Abu dari Gunung Semeru

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, menjelaskan bahwa hujan abu tersebut berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Menurutnya, fenomena ini sering terjadi di wilayah Kabupaten Malang.

“Sebetulnya, hujan abu dari Gunung Semeru adalah hal yang biasa terjadi,” kata Sadono saat dikonfirmasi pada Senin (2/11/2024).

Ia menambahkan, Gunung Semeru secara alami mengeluarkan abu vulkanik setiap hari. Abu tersebut kemudian terbawa angin dan menyebabkan hujan abu di daerah sekitarnya, tergantung pada arah angin.

“Setiap hari Semeru pasti mengeluarkan abu vulkanik. Sebarannya tergantung arah angin,” imbuh Sadono.

Status Gunung Semeru

Berdasarkan laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi, PVMBG, dan Pos Pengamatan Gunung Semeru pada Minggu (1/12/2024), tingkat aktivitas Gunung Semeru berada di Level II (Waspada).

Kondisi meteorologi mencatat cuaca cerah dengan angin bertiup lemah ke arah barat daya dan suhu udara 14-24°C. Secara visual, gunung terlihat berkabut pada tingkat ringan, dengan asap kawah teramati sebanyak 11 kali, berwarna putih keabuan, dan mencapai ketinggian 300-700 meter.

Rekomendasi dan Imbauan Pos Pengamatan Gunung Semeru memberikan beberapa rekomendasi, yaitu:

  1. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak Gunung Semeru.
  2. Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan, karena potensi awan panas dan aliran lahar bisa meluas hingga 17 km dari puncak.
  3. Menghindari aktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan lontaran batu pijar.
  4. Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan aliran lahar di sepanjang sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Masyarakat juga diingatkan untuk waspada terhadap potensi aliran lahar di anak sungai Besuk Kobokan yang dapat membahayakan aktivitas sekitar.