Kota Malang – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan konsep teknologi jaringan air bersih berbasis teknologi Sayap Kumbang Namibia. Hasil riset, sayap Kumbang Namibia bisa menampung kabut hingga memenuhi kebutuhan air demi menunjang kehidupannya.
Sonya Dzakiyah Zayyanti, salah satu tim periset mengungkapkan dirinya bersama timnya mencoba mengembangkan inovasi teknologi berupa jaringan atau instalasi air yang menggunakan kabut sebagai sumber utama untuk menghasilkan air bersih.
Menurutnya, potensi alam tanah air dan inovasi ini merupakan kombinasi yang sangat tepat untuk diterapkan.
“Saya optimis penerapan dan pengembangan inovasi teknologi dari sayap kumbang namibia tersebut akan bermanfaat untuk masyarakat sekitar 10-20 tahun mendatang,” ujarnya Rabu (25/9/2024).
Menurut Sonya beberapa rangkaian proses riset dan penyempurnaan uji kelayakan secara berkala ini mampu mengatasi persoalan krisis air bersih. Sistem kerja teknologi terbarukan ini, nantinya sama dengan yang dilakukan sayap kumbang, yakni dengan memanfaatkan potensi kabut dan kelembapan daerah sekitar untuk kemudian dikelola sedemikian rupa hingga menghasilkan air bersih siap minum.
“Saya yakin, inovasi teknologi ini menjadi salah satu solusi potensial yang dapat membantu mengatasi permasalahan krisis air bersih yang belakangan terjadi di pulau Jawa, serta daerah lain yang mengalami permasalahan krisis air,” tandasnya.
Sonya mengaku bahwa konsep teknologi tersebut terinspirasi dari salah satu video kemampuan bertahan hidup kumbang di Gurun Namibia, Afrika yang terkenal sangat gersang. Ia menjelaskan dari video itulah, dia dan timnya mencoba mengembangkan inovasi teknologi berupa jaringan atau instalasi air yang menggunakan kabut sebagai sumber utama untuk menghasikan air bersih.



















