Lamongan, tagarjatim.id — Luapan Sungai Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menyebabkan sejumlah desa terdampak banjir dan aktivitas warga terganggu. Selain merendam jalan desa, kondisi sungai yang dipenuhi eceng gondok juga menghambat akses transportasi air menggunakan perahu.

Pantauan di lapangan menunjukkan hamparan eceng gondok menutup hampir seluruh permukaan Sungai Bengawan Jero, terutama di kawasan Jembatan Kiringan yang menjadi perbatasan Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Turi. Akibatnya, perahu warga tidak dapat melintas dan jalur sungai praktis tidak bisa digunakan.

Salah satu wilayah yang terdampak cukup parah adalah Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah. Warga setempat terpaksa membatasi aktivitas hanya di sekitar lingkungan kampung karena akses keluar-masuk desa terendam banjir.

Untuk menuju desa terdekat, warga harus nekat menerjang genangan air dengan ketinggian mencapai sekitar 40 sentimeter. Kondisi ini menyulitkan mobilitas warga, terutama untuk bekerja, bersekolah, maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hingga Rabu (31/12/2025), warga mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah setempat. Kebutuhan pokok masih mengandalkan persediaan yang ada di rumah masing-masing, sementara distribusi logistik terkendala akses yang terputus.

Kepala Dusun Pandantoyo, Desa Bojoasri, Taufik, mengatakan banjir yang diperparah dengan tumpukan eceng gondok telah berlangsung cukup lama dan berdampak signifikan terhadap kehidupan warga.

“Akses jalan terendam banjir, sementara sungai tidak bisa dilalui perahu karena eceng gondok. Warga benar-benar kesulitan beraktivitas,” ujar Taufik.

Menurutnya, banjir di wilayah tersebut cenderung lama surut karena ketinggian air Sungai Bengawan Solo lebih tinggi dibandingkan Bengawan Jero, sehingga aliran air terhambat.

Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret, salah satunya dengan meninggikan akses jalan penghubung antar desa serta melakukan pembersihan eceng gondok di sungai. Upaya tersebut dinilai penting agar aktivitas masyarakat dapat kembali berjalan normal dan tidak terus terisolasi saat banjir melanda. (*)

selamat tahun baru 2026