Sidoarjo, tagarjatim.id – Sebuah video berdurasi 24 detik yang memperlihatkan kericuhan antar ibu-ibu di depan sebuah rumah warga beredar luas di media sosial. Peristiwa tersebut ternyata dipicu oleh kasus penipuan berkedok investasi, Selasa (16/12/2025).
Menurut salah satu korban, Inge Anggunia, keributan itu terjadi pada Sabtu (13/12/2025) malam lalu. Saat itu, sejumlah korban dugaan investasi bodong mendatangi rumah terduga pelaku berinisial F-A, di Kelurahan Pabean, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
“Kami datang dengan itikad baik ke rumah F-A. Tujuan kami hanya ingin meminta kejelasan dan pertanggungjawaban dari uang yang telah kami setorkan,” ujar Inge, Senin (16/12/2025).
Namun, upaya para korban untuk menanyakan kejelasan tentang dana yang sudah mereka setorkan kepada F-A secara baik-baik, ternyata tidak mendapat respons positif dari ibu terduga pelaku berinisial F-A, sehingga situasi di lokasi berujung ricuh.
“Saat kami beradu argumen, seorang perempuan yang mengaku sebagai ibunya F-A, tiba-tiba marah. Ia menjambak rambut saya, memukul menggunakan paralon kecil hingga pecah, dan sempat saling dorong,” katanya.
Inge Anggunia, mengungkapkan bahwa dirinya awalnya tertarik mengikuti investasi tersebut karena ditawarkan atas nama perusahaan atau PT. Skema itu disebut-sebut diputar di beberapa perusahaan, sehingga membuat para korban percaya.
“Awalnya kami percaya karena katanya atas nama PT. Ternyata dananya tidak masuk ke PT, melainkan diputar sendiri sama F-A, infonya, uangnya disetorkan juga ke orang lain,” ujar Inge.
Inge mengaku baru bergabung pada akhir November 2025 lalu. Ia menyetorkan dana sebesar Rp 1,1 juta dengan iming-iming keuntungan Rp 16 ribu per Rp 100 ribu dalam jangka waktu enam hari. Namun hingga waktu yang dijanjikan, uang tersebut tidak kunjung dikembalikan.
“Saya setorkan Rp 1,1 juta tanggal 26 November kemarin. Dijanjikan keuntungan Rp 16 ribu per Rp 100 ribu dalam enam hari. Tapi sampai sekarang uangnya tidak kembali,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Inge mengaku kerap melihat F-A menampilkan gaya hidup mewah yang diduga bersumber dari dana para korban investasi.
“Saya curiga uang yang sudah kami setorkan itu dipakai untuk foya-foya, karena masih banyak korban yang juga tertipu hingga ratusan juta rupiah,” tambahnya.
Atas kejadian itu, Inge Anggunia bersama korban lain, berencana melaporkan dugaan penipuan investasi bodong sekaligus dugaan penganiayaan ke pihak kepolisian. Ia berharap aparat penegak hukum segera mengambil tindakan dan mengamankan terduga pelaku agar kasus ini dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.(*)



















