Sidoarjo, tagarjatim.id – Suasana pertempuran kembali “hidup” di kawasan Jembatan Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Dentuman dan sorakan para pejuang dalam sebuah teatrikal kolosal menggema di wilayah perbatasan Karangpilang, Surabaya–Sepanjang. Peringatan Hari Pahlawan tahun ini digelar dengan skala yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya, Minggu (30/11/2025).

Sebanyak 175 peserta dari komunitas sejarah berbagai daerah menampilkan rekonstruksi pertempuran 10 November 1945. Adegan difokuskan pada momen ketika Letkol Hasanuddin Sidik dan pasukan TKR Gajah Mada mempertahankan pintu masuk Sidoarjo hingga gugur di medan juang.

Ribuan warga dari Sidoarjo dan Surabaya tampak memadati jembatan tersebut. Mereka antusias menyaksikan rangkaian adegan yang menggambarkan kembali situasi pertempuran yang pernah terjadi di lokasi itu.

Ketua Karang Taruna Karangpilang, Pratama Abdi Samudra, menuturkan bahwa gelaran ini bukan sekadar hiburan, melainkan upaya merawat ingatan kolektif masyarakat.

“Ini bagian untuk menapak tilas sejarah perjuangan para pahlawan. Tahun ini ada sekitar 175 peserta. Harapannya, kegiatan ini bisa digelar rutin setiap tahun dan menjadi bagian dari rangkaian Parade Juang Surabaya,” ujarnya, Minggu (30/11/2025).

Ia menambahkan, jembatan Sepanjang kini diperlakukan sebagai titik penting dalam sejarah pertempuran. Di lokasi inilah Hasanuddin Sidik gugur saat meledakkan jembatan untuk menahan laju pasukan Sekutu dari arah Gunungsari.

“Dulu, jembatan ini satu-satunya akses utama menuju Sidoarjo. Ketika pasukan Sekutu mendekat dan para pejuang terdesak, Letkol Hasanuddin Sidik memilih meledakkan jembatan, sekaligus mengorbankan nyawanya,” kata Pratama.

Tidak hanya melibatkan komunitas Karangpilang, kegiatan tahun ini juga diikuti kelompok sejarah dari Surabaya, Gresik, Mojokerto, Bangil, hingga Porong. Pemerintah Kecamatan Karangpilang dan Taman turut memberikan dukungan sehingga gelaran berlangsung lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Perwakilan Karang Taruna Kecamatan Taman, Nur Khomari, menjelaskan bahwa kegiatan menapak tilas ini sudah memasuki tahun kelima.

“Syukur alhamdulillah, peserta tahun ini lebih banyak dibanding tahun 2023. Sementara 2024 sempat tidak digelar karena bertepatan dengan pemilu. Tahun ini ada sekitar 150 personel dari komunitas sejarah lintas daerah,” tuturnya.

Menurut dia, teatrikal pertempuran tidak hanya menjadi tontonan, melainkan sarana edukasi bagi masyarakat mengenai jejak perjuangan di Jembatan Sepanjang.

“Kami ingin masyarakat mengingat bahwa titik ini pernah menjadi lokasi pertempuran besar. Letkol Hasanuddin Sidik bersama pasukan dan para pelajar berupaya menahan laju Sekutu yang hendak masuk ke Sidoarjo,” ucapnya.

Ia berharap pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan perhatian lebih terhadap upaya pelestarian sejarah lokal.

“Nilai perjuangan di lokasi ini masih minim tersentuh dalam pendidikan. Semoga generasi muda bisa merawat kemerdekaan melalui kegiatan yang positif. Sejarah perlawanan di tempat ini jangan sampai memudar,” kata Nur Khomari.(*)