Kota Batu, tagarjatim.id – Pasar Murah yang digelar RSUD Karsa Husada Batu bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur kembali menyedot animo masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung tiga hari, mulai 18 – 20 November 2025, ini menjadi upaya nyata pemerintah dalam menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang akhir tahun.
Sejak pagi, antrean warga tampak mengular di halaman rumah sakit. Mereka memburu bahan pangan dengan harga yang dibanderol jauh di bawah pasaran.
Beras premium dijual Rp14.400 per kilogram, beras medium Rp11.000 per kilogram, minyak goreng Minyakita Rp15.000 per liter, telur ayam ras Rp24.000 per pack, tepung terigu Rp10.000 per kilogram, gula pasir Rp16.000 per kilogram, bawang putih sinco Rp7.000 per 250 gram, dan bawang merah Rp8.000 per 250 gram. Total sekitar enam ton bahan pokok disediakan selama tiga hari pelaksanaan.
Selain kebutuhan pokok, sekitar 20 tenan UMKM juga meramaikan pasar murah dengan berbagai produk industri kecil menengah yang dijual dengan harga terjangkau. RSUD Karsa Husada dan Disperindag Jatim bekerja sama dengan Bulog serta pelaku IKM untuk memastikan ketersediaan barang tetap stabil selama acara berlangsung.
Direktur RSUD Karsa Husada Batu, Dr dr Muhammad Rizal MM, M.Kes, menyampaikan bahwa gelaran pasar murah ini menjadi bagian dari peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur. Lebih dari itu, kegiatan ini disebut sebagai wujud kepedulian langsung rumah sakit kepada masyarakat.
“Antusias masyarakat luar biasa. Tidak sampai dua jam, paket sembako sudah ludes terjual,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, pasar murah ini diharapkan bisa membantu masyarakat di tengah tingginya kebutuhan menjelang akhir tahun.
“Pasar murah memang tidak bisa menjawab semua persoalan ekonomi warga, tetapi setidaknya mampu meringankan beban masyarakat yang membutuhkan sembako dengan harga terjangkau,” tambahnya.
Program ini diharapkan dapat memberikan akses kebutuhan pokok yang lebih hemat sekaligus menjaga stabilitas harga dan menekan potensi kenaikan inflasi daerah. (*)






















