Kota Kediri, tagarjatim.id – Pemerintah Kota Kediri menegaskan komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan bebas perundungan. Pesan itu disampaikan dalam kegiatan edukasi bertajuk “Saatnya Remaja Bergerak Cegah Stunting dan Stop Bullying” yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Selasa (11/11/25).
Acara berlangsung di Ruang Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan dan diikuti sekitar 200 pelajar berusia 12–17 tahun dari 47 SLTP dan 24 SLTA di Kota Kediri. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mendorong peran aktif remaja dalam membangun budaya sekolah yang aman sekaligus mencegah stunting di masa depan.
Staf Ahli Bidang Masyarakat dan SDM, Zachrie Ahmad, menekankan pentingnya solidaritas dan empati di kalangan pelajar. “Kalian harus menjadi generasi yang saling mendukung, bukan menjatuhkan. Tidak ada ruang untuk perundungan di sekolah Kota Kediri dan jadilah duta stop pernikahan usia dini,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan, masa remaja adalah fondasi pembentukan karakter dan kesehatan generasi mendatang.
“Remaja Kota Kediri adalah generasi cerdas, sehat, dan peduli. Kalian adalah calon ibu dan ayah masa depan. Saya optimis kalian kelak akan melahirkan generasi yang sehat, tangguh, dan bebas stunting,” ujarnya.
Menurut Zachrie, isu stunting dan perundungan sama-sama membutuhkan keterlibatan aktif remaja. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, prevalensi stunting nasional tercatat 21,5 persen, sedangkan di Kota Kediri tahun 2024 berada di angka 17,6 persen.
“Kita memiliki 31 SPPG dengan total penerima manfaat mencapai 77.710 orang. Mulai dari ibu hamil, balita, pelajar PAUD hingga SMA, serta santri pondok pesantren. Lebih dari 1.200 relawan SPPG ikut turun tangan setiap hari memastikan program ini berjalan baik. Ini adalah kerja besar yang patut kita syukuri bersama,” jelasnya.
Kepala DP3AP2KB dr. Fajri Mubasysyir menambahkan, edukasi kesehatan bagi remaja merupakan investasi jangka panjang dalam mencegah stunting.
“Selama ini, upaya pencegahan stunting sering difokuskan pada ibu hamil dan balita. Padahal, jika remaja memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang benar terkait gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan mental, serta kebersihan diri, maka mereka berpotensi menjadi kunci dalam memutus rantai stunting antar-generasi,” terangnya.
Ia berharap kegiatan ini tak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mengubah perilaku peserta.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap peserta menumbuhkan sikap bertanggung jawab untuk menerapkan perilaku hidup sehat, menghentikan bullying, mencegah pernikahan anak, dan ikut berperan dalam pencegahan stunting,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini menghadirkan Fasilitator PUG KLA Provinsi Jawa Timur sebagai narasumber, serta dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kediri, pengurus PIK-R, dan Forum Anak Kota Kediri. (*)



















