Kota Batu, tagarjatim.id – Komitmen menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan manusiawi kembali disuarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Dalam kegiatan Sosialisasi Pendidikan Anti Kekerasan di Sekolah SMK yang digelar di Hotel Batu Suki, 5–7 November 2025, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa sekolah tidak boleh menjadi ruang yang menormalisasi perundungan, kekerasan verbal, hingga praktik senioritas yang selama ini dianggap biasa.

Kegiatan diikuti para guru, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, hingga pengurus OSIS perwakilan SMK Negeri dari 24 Cabang Dinas se-Jawa Timur. Aries meminta seluruh sekolah tegas dan konsisten menjalankan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah. Ia menekankan bahwa perlindungan terhadap siswa bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi menjadi budaya yang harus dibangun bersama seluruh warga sekolah.

“Prestasi akademik itu penting. Tapi sekolah yang hebat adalah sekolah yang siswanya merasa aman belajar di dalamnya. Tidak takut, tidak terintimidasi,” tegas Aries.

Ia menyebut, kasus kekerasan di sekolah hingga saat ini masih menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Bentuknya beragam, mulai dari perundungan, diskriminasi, body shaming, ujaran merendahkan, hingga kekerasan berbasis digital. Menurut Aries, budaya senioritas dan komunikasi yang tidak empatik sering kali menjadi akar persoalan yang dibiarkan tanpa penanganan.

“Budaya senioritas itu bukan pembinaan. Kalau sampai membuat siswa takut, terluka, atau tertekan, itu bukan pembinaan, itu kekerasan. Dan kekerasan tidak boleh dinormalisasi,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).

Dinas Pendidikan Jatim menegaskan langkah pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi harus berjalan bersamaan. Sekolah wajib melakukan edukasi pencegahan di awal semester, mengintegrasikan nilai anti-kekerasan dalam kegiatan MPLS, OSIS, hingga Prakerin, serta membentuk Satgas Sekolah Aman yang melibatkan guru, siswa, dan konselor.

Saat kasus terjadi, penanganan harus cepat dan tanpa kekerasan, termasuk perlindungan terhadap korban dan pembinaan kepada pelaku agar tidak berulang. Pendampingan psikologis dan evaluasi sistem sekolah menjadi bagian penting agar lingkungan belajar tetap sehat.

Aries juga mendorong hadirnya budaya positif yang dibangun dari kebiasaan sederhana, seperti gerakan 3S: Senyum, Sapa, Salam, serta penguatan empati dalam setiap interaksi di sekolah. Ia menegaskan bahwa guru bukan hanya pengajar, tetapi penuntun karakter melalui sikap dan teladan.

“Mari wujudkan SMK Aman, Ramah, dan Bermartabat. Tempat di mana setiap siswa merasa dihargai dan setiap guru benar-benar menjadi teladan,” tutupnya.

Dinas Pendidikan Jatim terus menguatkan ekosistem pendidikan yang berkarakter melalui berbagai program, termasuk Sekolah Aman dan Ramah, Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP), hingga East Java Innovation Education Summit (EJIES), sebagai bagian dari langkah menuju Jatim Cerdas dan Indonesia Emas 2045.(*)

iklan ucapan HUT kota batu ke 24 dari Jatim Park Grup