Jember, tagarjatim.id – Aksi solidaritas dan keprihatinan atas penindasan yang menimpa rakyat Gaza, Palestina oleh tentara Israel, terus digaungkan di berbagai belahan dunia. Salah satunya di Jember.

Sejumlah warga Jember yang menamakan diri Aksi Solidaritas Bela Palestina (ASBP) Jember menggelar aksi damai di Alun-Alun Jember pada Minggu (12/10/2025). Aksi ini sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyat Gaza, Palestina, yang hingga kini masih mengalami genosida akibat serangan Israel.

Mereka menggelar orasi, long march serta aksi teatrikal untuk menggambarkan kepedihan rakyat Gaza, Palestina yang mengalami genosida atau pembersihan etnis dari militer Israel.

Massa juga menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat Jember untuk bersama-sama memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel.

Menurut salah satu aktivis ASBP, Nurhayati, aksi tersebut dilakukan untuk semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya dukungan global terhadap perjuangan rakyat Palestina.

“Tadi banyak disampaikan tentang sejarah konflik Israel dan Palestina, juga bagaimana kita sebagai masyarakat dunia bisa berpartisipasi mendukung kemerdekaan Palestina,” ujar Nurhayati saat ditemui usai aksi.

Ia menilai rencana gencatan senjata yang tengah dibahas oleh sejumlah pihak internasional merupakan hal positif. Namun, Nurhayati mengingatkan bahwa pengalaman sebelumnya menunjukkan Israel kerap melanggar kesepakatan tersebut.

“Kalau negara-negara di dunia bersatu membela Palestina dan didukung oleh PBB sebagai lembaga internasional tertinggi, saya yakin kemerdekaan Palestina bisa benar-benar terwujud,” katanya.

Semakin banyaknya negara-negara di dunia -tidak hanya negara Islam- yang mendukung kemerdekaan Palestina, juga menjadi sesuatu yang positif serta menyadarkan hal lain. Yakni bahwa dukungan terhadap Palestina bukan semata isu keagamaan, melainkan persoalan kemanusiaan yang harus menjadi perhatian seluruh masyarakat dunia.

“Sekarang gerakan solidaritas untuk Palestina sudah meluas, bukan hanya dari negara-negara Islam. Ini bukan lagi masalah Islam atau Yahudi, tapi masalah kemanusiaan,” tegasnya.

Terkait sikap pemerintah Indonesia, Nurhayati menilai dukungan yang ada masih belum maksimal. Ia berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat lebih aktif mendukung gerakan solidaritas bagi Palestina.

“Menurut saya, dukungan pemerintah masih kurang. Banyak aksi kemanusiaan justru digerakkan oleh komunitas atau lembaga masyarakat, bukan inisiatif langsung pemerintah. Seandainya didukung penuh oleh pemerintah, tentu gerakan seperti ini bisa lebih besar dan berdampak luas,” pungkasnya.(*)