Sidoarjo, tagarjatim.id – Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan seluruh korban luka berat akibat tragedi ambruknya musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, akan mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.

Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf menyampaikan hal itu usai menjenguk secara langsung Syehlendra Haical Raka Aditya atau Haical, salah satu santri yang harus menjalani amputasi akibat luka parah yang dialaminya.

“Saya menyaksikan secara langsung evakuasi dari Haical ini. Waktu itu ada dua korban, satu wafat dan satu dalam perawatan. Haical termasuk korban luka berat dan kakinya diamputasi,” ungkapnya, Jumat (10/10/2025).

Hingga kini, Haical yang merupakan warga Desa Sepuh Gembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, adalah satu-satunya korban luka berat tragedi ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny yang masih terus dipantau kesehatannya oleh tim dokter RSUD Sidoarjo.

“Alhamdulillah saat ini sudah membaik dan masih dalam perawatan. Kita terus pantau dan dampingi bersama tim dokter, psikolog, dan pemerintah daerah,” ujar Gus Ipul.

Gus Ipul menambahkan, pemerintah pusat dan daerah terus berkolaborasi untuk mendampingi para korban serta keluarga mereka. Ia menjelaskan, saat ini proses penanganan telah memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Tahap pertama sudah evakuasi dan penyelamatan. Sekarang masuk tahap rehabilitasi, baik medis maupun sosial,” katanya.

Dalam tahap rehabilitasi medis, para korban luka berat hingga ringan akan menjalani perawatan lanjutan di rumah sakit dengan dukungan tenaga psikolog. Sementara rehabilitasi sosial dilakukan di rumah masing-masing, dengan pendampingan langsung dari Kemensos dan pemerintah daerah.

“Perlindungan dan jaminan sosial bagi keluarga juga kami pastikan. Termasuk bantuan untuk pemulihan trauma, jaminan kesehatan, kebutuhan pokok, serta pendidikan anak-anak korban,” terang mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu.

Kemensos juga akan memberikan bantuan alat bantu, seperti kaki palsu dan kursi roda, bagi korban yang mengalami amputasi. Setelah kondisi luka sembuh dan pasien dinyatakan pulang, alat bantu akan diukur sesuai kebutuhan masing-masing.

“Lebih penting lagi, pendampingan keluarga juga kami lakukan agar orang tua siap membimbing putranya yang kini menjadi penyandang disabilitas. Pemerintah akan mendukung sepenuhnya hingga proses pemberdayaan,” tutupnya. (*)

iHUT TNI Ke 80