Kota Malang, Tagarjatim.id – Kasus diabetes di Indonesia terus meningkat, salah satunya ditandai dengan sulitnya penyembuhan luka kronis pada pasien. Menjawab tantangan tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menghadirkan inovasi baru berupa CryoSynctive, perangkat Nonthermal Plasma berbasis Edge AI dan IoT untuk terapi luka diabetes.

Inovasi ini lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-KC) yang digagas oleh Fikri Yuda Pranata bersama lima rekannya lintas jurusan, dibimbing dosen Andinusa Rahmandhika, CryoSynctive dirancang mampu memindai luka dengan kamera termal, memetakan titik luka melalui analisis Edge AI, lalu memberikan terapi plasma secara otomatis pada area yang terdeteksi.

“Metode terapi plasma sebenarnya sudah ada, tapi masih jarang digunakan di Indonesia. Kami mencoba menggabungkannya dengan AI dan IoT agar lebih cepat, akurat, dan efisien,” jelas Fikri, ketua tim pengembang.

Nonthermal Plasma dalam CryoSynctive bekerja menghasilkan molekul reaktif (ROS dan RNS) yang berfungsi membasmi bakteri sekaligus merangsang pertumbuhan sel baru. Sistemnya dibuat semi-otomatis, sehingga akan berhenti jika pasien bergerak mendadak demi menjaga keamanan.

Saat ini, prototipe CryoSynctive sudah mencapai 60 persen pengerjaan. Tim tengah menyelesaikan perakitan dan pemrograman, lalu akan dilanjutkan dengan uji coba terbatas sebelum pengembangan klinis. Ke depan, teknologi ini diharapkan bisa dipatenkan dan digunakan di rumah sakit maupun klinik.

Integrasi IoT juga memungkinkan data terapi pasien tersimpan otomatis, dikirim ke dashboard dokter, dan dipantau jarak jauh. Fitur ini dinilai membuka peluang telemedicine di Indonesia.

“CryoSynctive dirancang untuk mempermudah, bukan menggantikan tenaga medis. Harapannya bisa menjadi alternatif terapi yang efektif, efisien, sekaligus meringankan beban pasien maupun tenaga kesehatan,” pungkas Fikri. (*)