Kabupaten Blitar, tagarjatim.id – Temuan lahan ganja di permukiman warga Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, oleh Satresnarkoba Polres Blitar Kota, mengagetkan banyak pihak. Apalagi, polisi menyebut aktivitas ilegal yang dilakukan SA, 38, sudah berjalan sekitar 2 tahun lalu.
Bagaimana, penanaman pohon bernama latin canabis sativa bisa tidak terendus warga sekitar bahkan aparat kepolisian? Berikut penelusuran tagarjatim.id ke lokasi yang terletak di lereng Gunung Kawi ini.
Pintu gerbang Dusun Tirtomoyo, terlihat asri dengan jalan masuk yang dipenuhi hamparan jagung yang tumbuh subur di kanan kirinya. Sekitar 500 meter jalan menanjak, tagarjatim.id ditemui oleh Kamituwo setempat Anang Sugianto.
Pamong desa yang menjabat sejak 2011 lalu inipun tidak sekedar bercerita tentang aktivitas warganya yang digrebek aparat kepolisian karena menanam tanaman ilegal, namun mengajak juga melihat lokasi lahan yang masih dipasang garis polisi.
Anang mengatakan, berdasar keterangan istri SA, bahwa pembibitan dan penanaman ganja dilakukan dalam hitungan bulan, sekitar 3 atau 4 bulan. Sang istri mengaku jika suaminya menanam cabe jenis baru. Istri SA tak pernah curiga, karena ditanam layaknya sayuran, di belakang rumah yang berkontur miring, dan berbatasan dengan ladang jagung warga lainya.
“Istrinya tak pernah curiga, karena selama hidupnya tak pernah melihat pohon ganja. Suaminya selalu bilang, yang ditanam adalah cabe. Begitu kata istrinya kepada saya,” terang Anang kepada tagarjatim.id di sekitar lokasi lahan Jumat (5/9/2025).
Sementara, Anang sebagai perangkat desa, sama sekali tak pernah melihat kecuali saat diajak aparat kepolisian menyaksikan penggrebekan dan penyitaan. SA sendiri juga jarang berada di rumah, karena profesinya sebagai sopir sayur panggilan, yang kadang berhari hari bahkan seminggu penuh tidak pulang. Namun, dimatanya, SA juga tak pernah menunjukkan gelagat mencurigakan. Lelaki asal Batu itu juga bergaul baik dengan tetangga sekitar meski jarang dirumah.
“Saya tidak pernah ke rumahnya, meski jaraknya dekat dengan rumah saya. SA ini orangnya juga supel, namun jarang berada di rumah karena aktivitasnya sebagai sopir,” imbuh Anang.
Lebih jauh, tagarjatim.id melihat dari dekat lahan berukuran sekitar 15×15 meter, berada di belakang samping rumah. Bagian depan berbatasan persis dengan bangunan kandang ayam. Dari depan tak terlihat sama sekali, kecuali menyusuri lorong berukuran 1,5 meter menuju belakang. Rumah SA sendiri, juga berada nomor 2 dari ujung sebuah gang buntu. Kanan kiri adalah dua rumah tetangga yang bagian belakangnya memiliki kandang kambing. Lahan ini terbuka namun berdampingan dengan kandang kambing milik tetangganya. Tidak ada pagar permanen, hanya sejumlah tumbuhan sebagai pembatas lahan ala pedesaan.
Dibagian tengah lahan, terdapat sejumlah karung plastik bekas, pengganti polybag, berisi tanah dan pupuk kandang kering. Terdapat bekas tanaman ganja yang dicabut aparat saat penggrebekan Sabtu pekan lalu. Kontur tanah lahan ini juga memiliki terasering, dan beberapa bagian terdapat bekas tanaman ganja yang dicabut hingga akarnya.
Bagian bawah lokasi lahan, berbatasan dengan areal sawah yang dipenuhi tanaman jagung. Ada sungai kemudian lahan jagung dan baru jalan desa. Sekilas lahan agak tersembunyi, jadi tidak ada jalur lalu lalang warga karena berada di gang buntu.
Kamituwo menyebut, jika warga sekitar mayoritas berprofesi sebagai peternak sapi perah serta petani sayuran maupun palawija. Selama ini warganya juga tidak pernah melihat tanaman ganja secara nyata, meski mereka tahu jika ganja itu adalah narkotika. Warga baru tahu setelah banyak polisi melakukan penggrebekan dan penyitaan 820 pohon ganja.
“Ya warga ada yang tahu yang bersangkutan menanam, namun mereka tidak paham tanaman ganja. Apalagi kan mirip sama plik plok pakan kambing itu,” tandasnya.
Anang menambahkan, kasus penemuan lahan berisi ganja ini menjadi pelajaran buat wilayah perbukitan di lereng Kawi ini. Dirinya berharap tidak ada lagi kasus berikutnya, diwilayah sentra penghasil susu terbesar di Kabupaten Blitar ini.
“Semoga tidak ada lagi kasus seperti ini. Disini ini kan penghasil susu sapi terbesar di Kabupaten Blitar. Juga sayuran, ini malah mau panen raya kentang,” pungkasnya. (*)



















