Kabupaten Malang, tagarjatim.id– Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo, menyoroti fenomena “sound horeg” yang marak di sejumlah wilayah Kabupaten Malang.

Menurutnya, kegiatan hiburan jalanan yang biasanya berlangsung hingga dini hari ini dinilai berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Satintel sudah mendata hingga September ada sekitar 400 kegiatan, jumlah itu bisa bertambah atau berkurang,” ujar Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo, di sela acara silaturahmi dengan awak media, Kamis (21/8/2025.

Menurut Danang, salah satu kendala yang muncul adalah penggunaan sound system dengan volume berlebihan sampai dini hari, bahkan antara pukul 00.00–04.00 WIB. Ia menegaskan bahwa aturan terkait izin acara sangat bergantung pada kebijakan daerah masing-masing.

“Kalau pada saat saya tugas di Blitar saya membuat kebijakan dihentikan, maka di Malang juga bisa diatur sesuai kebutuhan wilayah, dan menyesuaikan dengan karakter masyarakatnya,” tegas Danang Setiyo.

Kapolres Malang, juga menyinggung kebiasaan remaja yang kerap melakukan konvoi sepeda motor setelah menghadiri acara hiburan malam. Menurutnya, hal ini berpotensi memicu keributan di jalan raya.

“Pernah saya coba turun langsung, hanya berdiri tanpa bicara, dan ternyata konvoi itu langsung berhenti,” kata Danang.

Fenomena lain yang turut disorot adalah adanya praktik konsumsi minuman keras dan potensi keributan saat acara musik jalanan. Meski demikian, menurutnya konflik besar jarang terjadi, namun tetap berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat.

“Kalau sudah ditertibkan, biasanya suasana lebih sepi dan kondusif,” jelas Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo.

Kapolres Malang itu menceritakan, saat bulan Ramadan lalu, kegiatan sound system bahkan dimanfaatkan untuk membangunkan sahur. Namun, setelah mendapat banyak protes dari masyarakat, pihak kepolisian mengambil langkah penertiban.

“Setelah patroli kami lakukan, beberapa sound system disita dan akhirnya suasana jadi lebih tenang,” ungkap Danang Setiyo.

Meski begitu, Danang menilai penggunaan sound system tetap bisa dimanfaatkan secara positif apabila sesuai fungsi. Ia bahkan sempat meminta operator musik untuk memutar lagu dengan volume besar namun nyaman didengar.

“Kalau digunakan sebagaimana mestinya, sound itu justru bisa membuat orang nyaman, bukan sebaliknya,” tutur Danang.

Lebih jauh, Danang menyampaikan pentingnya mencari alternatif kegiatan agar anak muda tetap memiliki ruang ekspresi tanpa mengganggu lingkungan. Ia menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara keamanan dan hiburan masyarakat.

“Kalau kegiatan itu tertata rapi, maka semua bisa berjalan aman dan masyarakat tetap senang,” pungkas Danang Setiyo.(*)

iHUT TNI Ke 80